Saat sekarang ini Hampir stengah
dari orang yang berusia 45 tahun akan terkena, dengan apa yang disebut
pradiabetes, tingkat gula darah yang tinggi, yang sering mengawali diabetes
Pradiabetes juga sering disebut
sebagai gangguan metabolisme glukosa, yang tidak mempunyai gejala yang jelas.
Meski demikian, mereka yang memiliki kadar gula darah yang tinggi harus
melakukan cek darah rutin untuk diabetes, pada setiap satu atau dua tahun.
Seperti artikel yang kami kutip
dari Kompas.com, yang mana menyebutkan menurut penelitian berskala besar yang
dilakukan di Netherlands, mengatakan bahwa satu dari tiga orang dewasa sehat
akan terkena diabetes dalam hidupnya.
Dan para peneliti dari University
Medical Center di Rotterdam dan Harvard School of Public Health di Boston,
menggunakan data yang panajang selama kepada 10 ribu orang dewasa di belanda,
temasuk rekaman medis, surat-surat dari rumah sakit, data keluaran apotek, dan
puasa pengukuran darah.
Mereka melakukan pemantauan rutin
kepada orang-orang tesebut selama 15 tahun, dan mengelompokkan tingkat gula
darah mereka berdasarkan standar WHO.
Dan menemukan bahwa tingkat gula
darah sekitar 6 milimol per liter (108 miligram per desiliter) atau lebih renda
dinyatakan sehat/normal. dan tingkat diatas 6 milimol per liter dan dibawah 7
milimol per liter (108-128 mg/dl) dinyatakan telah mengalami kenaikan atau
pradiabetes, tingkat sekitar 7 mmol/L atau lebih dinyatakan diabetes.
Sekitar kurang lebih tiga
perempat dari orang-orang dengan kenaikan gula darah pada usia 45 akan terkena
diabetes, dab stengah dari mereka terkena diabetes pada waktu sebelumnya akan
mengkonsumsi insulin.
Berat badan yang berlebih atau
lingkat pinggang yang besar juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit
yang disebut kecing manis ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
stengah dari populasi dengan gula darah yang normal akan mengembangkan tingkat
pradiabetek dan mungkin harus mengubah gaya hidup untuk pencegahannya atau
obat-obatan untuk mengurangi resikonya.
“Orang-orang harus tahu resiko
mereka dan jika mereka mempunyai resiko lebih tinggi, maka mereka harus
melakukan metode intesif untuk mengurangi resiko diabetes ke depannya,” kata
Dr.Kamlesh Khunti, salah satu peneliti.ibcbet